Fatwa Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Mengenai Kesesatan Sayyid Quthub dan Hasan Al-Banna
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ditanya, “Sebagian pemuda membid’ahkan Syaikh Sayyid Quthub dan melarang untuk membaca kitab-kitabnya. Mereka juga mengucapkan perkataan yang sama terhadap Hasan Al-Banna dan menuduh sebagian ulama sebagai Khawarij. Alasan ucapan mereka ini adalah untuk menjelaskan kesalahan kepada umat manusia. Padahal hingga sekarang, mereka ini baru menuntut ilmu. Saya mengharap jawaban dari Anda agar lenyap keraguan pada kami dan orang-orang selain kami agar perkara ini tidak menjadi kebiasaan umum!”
Beliau menjawab: “Segala puji hanyalah milik Allah semata. Wa ba’du. Tidak boleh membid’ahkan dan memfasikkan kaum Muslimin berdasarkan sabda Nabi saw, “Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya, ‘Hai musuh Allah’ padahal kenyataannya tidak demikian, maka ucapan itu akan kembali kepadanya.” “Siapa yang mengkafirkan seorang muslim, maka tuduhan itu akan menimpa salah satu di antara keduanya.” “Ada seseorang yang melewati orang lain yang berbuat dosa. Lalu dia mengatakan, ‘Demi Allah! Allah tidak akan mengampunimu. Allah berfirman, ‘Siapa orangnya yang bersumpah bahwa Aku tidak mengampuni Fulan? Sesungguhnya Aku mengampuninya dan Aku hapus amal perbuatanmu.’.”
Saya katakan bahwa sesungguhnya Sayyid Quthub dan Hasan Al-Banna termasuk ulama kaum Muslimin dan termasuk juga pembela dakwah. Dengan perantara keduanya, Allah telah menolong dan memberikan hidayah banyak orang dengan dakwah keduanya. Tidak dapat diingkari, mereka memiliki usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itulah Syaikh Abdul Aziz bin Bazz memintakan grasi untuk Sayyid Quthub ketika ditetapkan hukuman mati atasnya. Akan tetapi, permintaan grasi itu tidak dikabulkan oleh Presiden Jamal Abdun Nashir—semoga Allah memberian apa yang berhak diterima. Ketika keduanya terbunuh, masing-masing dari keduanya dinyatakan sebagai syahid karena dibunuh secara zhalim. Orang-orangpun bersaksi atas kejadian itu. Tanpa dapat dipungkiri, berita kejadian itu disebarkan dalam berbagai tulisan dan buku. Para ulama pun kemudian menyambut kitab-kitab keduanya. Allah telah memberikan manfaat melalui kedua tokoh itu. Sejak lebih dari dua puluh tahun, tidak seorang pun menuduh negatif terhadap keduanya. Banyak para ulama salaf juga mengalami kejadian seperti yang menimpa Sayyid Quthub dan Hasan Al-Banna. Di antara mereka adalah An-Nawawi, As-Suyuthi, Ibnul Jauzi, Ibnu Athiyyah, Al-Khithabi, Al-Qisthalani, dan masih banyak yang lainnya.
Saya telah membaca buku yang ditulis oleh Syaikh Rabi’ Al-Madkhali dalam membantah Sayyid Quthub. Saya lihat, dia (Syaikh Rabi’) membuat judul-judul yang sebenarnya tidak ada pada Sayyid Quthub. Lalu, Syaikh Bakar Abu Zaid hafizhuhullah membantah buku tersebut. Demikian juga, Syaikh Rabi’ menyerang Syaikh Abdurrahman (Abdul Khalik) dan menuduh perkataannya banyak kesalahan yang menyesatkan, padahal tanpa dapat diingkari keduanya cukup lama bersahabat.
Disalin dari buku “Apa Beda Salaf dengan Salafi” & diterjemahkan dari : http://www.islamgold.com/view.php?gid=7&rid=109
16 responses to “Fatwa Syaikh Abdullah bin Al-Jibrin Mengenai Kesesatan Sayyid Quthub dan Hasan Al-Banna”
Muh Ridwan
Januari 12th, 2008 pukul 01:21
Anda membawakan Fatwa Ulama
———————————————–
Apakah itu bener2 Fatwa ulama yang bersangkutan???
Apakah itu bener2 perkataan dari yang
bersangkutan???
Masih menjadi ? (tanda tanya).
———————————————————————–
Ada Rujukannya jadi itu shahih!!!
Kita lihat sanadnya !!!!
Sanadnya :
Buku Beda Salaf dengan Salafi
|
V
http://www.islamgold.com/view.php?gid=7&rid=109
|
V
???
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Nah setelah melihat sanadnya… ada tanda tanya disana, apakah Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin yang memasukkan / menuliskan ke situs http://www.islamgold.com/view.php?gid=7&rid=109
Inilah yang perlu kita cermati semua, jangan karena ada rujukan dari buku dan internet lantas kita percaya begitu saja bahwa ini ucapan Ulama, sekali lagi jangan… mari kita cermati semua…
_________
Ibn abd Muis, menjawab:
Sanad di atas hanya sebagai referansi, biar pengguna internet seperti antum bisa menelaah dan mencermatinya. Kalau ana suruh antum baca buku Al-Ikhwan Al-Muslimun Anugerah Allah Yang terzalimi pasti kalian nggak akan mau khan? Karena sudah tahu sanadnya dari mana. Tapi kalau kita mau adil, arif dan proporsional. Maka kita akan mengkroscek kebenaran tersebut, sekalipun itu berasal dari orang kafir. Jazakallahu khair.
Muh Ridwan
Januari 12th, 2008 pukul 13:22
Siapapun bisa bikin referensi, yang jadi masalah referensinya valid atau tidak??? coba anda pikirkan bagaimana bisa muncul hadits dhaif bahkan hadits mungkar?? itu karena menyandarkan/mereferensikan dengan kebohongan, iyakan???
saya sempat menulis beberapa alamat link di buku Beda Salaf dengan salafi, mayoritas dalam situs itu tidak merujuk kepada kitab ulama yang bersangkutan. serta link2 banyak sekali yang tidak valid…. nah inilah salah satu contoh membuat referensi seperti yang saya sebutkan tadi tentang banyaknya hadits dhaif bahkan mungkar….
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Itu penilaian antum akhi. Justru yang ana bingungkan adalah kenapa website-website temen-temen antum justru hanya menampilkan fatwa-fatwa yang sesuai dengan perkiraannya saja [ana nggak mau sebut nafsu], sehingga seolah-olah seluruh ulama-ulama Arab Saudi sepakat dengan perkiraan tersebut. Nah, sekarang bagaimana dengan suratnya Syaikh Bakr Abu Zaid yang ini https://ihwansalafy.wordpress.com/2007/10/21/syaikh-rabi-bin-hadi-dialah-ulama-salafy-yang-aku-takuti/ pasti antum nggak akan terima juga khan? Ini valid, dijadikan referensi untuk orang-orang yang memiliki husnudzan kepada Sayyid Quthub. Tapi tetap juga dibantah dengan kesimpulan maksudnya seperti ini dan seperti ini. Jadi tetap saja paradigma lagi yang bermain. Lebih baik antum baca Latar Belakang kenapa ana buat blog ini dech. Barrakallahu fiikum.
Muh Ridwan
Januari 13th, 2008 pukul 10:08
Saya berbicara mengenai buku Beda Salaf dengan Salafi yang dipenuhi rujukan dari situs yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenaran isinya, tapi anda melarikan pembicaraan ke hal lain.
sebelum saya menjawab seputar suratnya Syaikh Bakr Abu Zaid.
“Justru yang ana bingungkan adalah kenapa website-website temen-temen antum justru hanya menampilkan fatwa-fatwa yang sesuai dengan perkiraannya saja [ana nggak mau sebut nafsu], sehingga seolah-olah seluruh ulama-ulama Arab Saudi sepakat dengan perkiraan tersebut”
|
|
V
kalau isi situs2 yang anda maksudkan tersebut tidak menyebutkan rujukan kitab atau fatwa Syaikh yang bersangkutan anda :
1. Jangan langsung percaya, KLARIFIKASI kepada penulis atau pengelola SITUS, saya yakin bisa kok dihubungi penulis atau pengelola situsnya.
2. Kalau memungkinkan untuk mengklarifikasi kepada Syaikh yang bersangkutan, lalu anda katakan bahwa ada sebuah situs yang menuliskan perkataan anda bahwa begini dan begini… apakah betul itu ucapan Syaikh?
Adapun kalau disebut saja syaikhnya anda langsung vonis, SYAIKH KERAS, KASAR… hanya kepada Allah saya memohon semoga anda diberikan hati yang lembut serta bisa menerima kebenaran.
Adapun seputar suratnya Syaikh Bakr Abu Zaid saya kira penjelasan dari abu salma sudah sangat jelas… silahkan dibaca disini:
http://abusalma.wordpress.com/2007/07/05/menyingkap-syubhat-terhadap-dakwah-salafiyyah/
/////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////
Poin – poin penting dalam tulisan tersebut…
A. Apakah Syaikh Bakr Ridha Dengan Tersebarnya Surat Rahasia Beliau Kepada Syaikh Rabi’?
Di dalam al-Haddul Fashil, Syaikh Rabi’ menceritakan bahwa ketika surat pribadi Syaikh Bakr ini menyebar, Syaikh Rabi’ bin Hadi sendiri menghubungi beliau –Syaikh Bakr- dan menanyakan hal ini –siapa yang menyebarkan risalah ini ke kalangan umum?-, maka Syaikh Bakr menjawab :
“Mereka (adalah) orang-orang yang menghendaki untuk memecah belah antara orang yang saling mencintai” [Lihat Al-Haddul Fashil, muqoddimah].
Perhatikanlah ucapan Syaikh Bakr yang mengatakan “antara orang yang saling mencintai”! ini menunjukkan bahwa kedua ‘Allamah ini adalah orang yang saling mencintai, tidak sebagaimana yang dikira oleh kaum hizbiyyun harokiyyun, yang mengaduk di air keruh.
Syaikh Zaid bin Hadi al-Madkholi ketika turut mengkonfirmasi dengan menanyakan hal ini kepada Syaikh Bakr, beliau menginformasikan bahwa Syaikh Bakr mencela orang yang menyebarkannya dan menjelaskan bahwa risalah beliau tersebut telah dicuri darinya dan disebarkan tanpa keridhaan beliau. [ibid.]
Lantas bagaimana dengan orang-orang yang menyebarkan risalah ini ke khayalak umum padahal penulis risalah tersebut tidak meridhai penyebarannya, apakah layak dikatakan bahwa mereka ini semua adalah pencuri?!! Ataukah pengkhianat?!! Ataukah perusak ukhuwah atau pengadu domba?!! (padahal mereka senantiasa menggembargemborkan ukhuwah dan ukhuwah)?!!
B. Bukankah Bantahan Syaikh Bakr Kepada Syaikh Rabi’ Menunjukkan Bahwa Syaikh Bakr Memuji Sayyid Quthb?
Tidaklah demikian. Karena tidaklah surat Syaikh Bakr ditulis dimaksudkan untuk membela segala kesalahan Sayyid Quthb.
Apa yang diuraikan oleh Syaikh ’Abdul ’Aziz ar-Rayyis dalam Kasyfu Syubuhaat al-Ashriyyah ’anid Da’watil Ishlahiyyah as-Salafiyyah (hal 58, softcopy dari islamicancient.com) telah mencukupi untuk menjelaskan hal ini. Beliau hafizhahullahu berkata :
1. Bahwasanya Syaikh Bakr Abu Zaid tidak pernah menyebut di dalam surat beliau bahwa Sayyid Quthb adalah orang yang beraqidah dan bermanhaj salafi. Bahwasanya tujuan penulisan surat beliau itu adalah untuk menunjukkan ketidaksepakatan beliau atas uslub Syaikh Rabi’ dan beberapa kritikan Syaikh Rabi’ terhadap Sayyid Quthb, bukan artinya Syaikh Bakr menolak semua kritikan Syaikh Rabi’ kepada Sayyid Quthb.
2. Sekiranya dianggap bahwa Syaikh Bakr menolak kesalahan (yang disandarkan kepada) Sayyid Quthb, maka sesungguhnya ulama-ulama lainnya yang lebih ’alim dari beliau banyak yang menyelisihi beliau. Cukuplah bagi mereka kritikan Samahatusy Syaikh ’Abdul ’Aziz bin Baz dan Muhaddits Kontemporer Al-Albani rahimahumallahu.
3. Sekiranya dianggap bahwa Syaikh Bakr menolak kesalahan aqidah yang membahayakan pada Sayyid Quthb (seperti wahdatul wujud dan semisalnya, pent.), maka sesungguhnya yang pertama kali akan membantah beliau adalah buku-buku Sayyid Quthb sendiri, dimana Sayyid mencela para sahabat dan keburukan-keburukan lainnya yang banyak yang tersebar luas yang tidak mungkin bagi seorangpun mengingkarinya. (dikarenakan banyaknya bukti, pent.)
//////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////
Sekarang jadi pertanyaan, apakah anda semua ikhwani masih membela Sayyid Quthb??? Anda tidak mau disebut SALAFY, sekarang tunjukkan implementasi SALAFY itu pada permasalahan Sayyid Quthb.
IMPLEMENTASI ATAU KONFRONTASI ???
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Ya akhi, sesungguhnya di dalam umat ini ada orang-orang jahil yang taklid dan fanatik buta terhadap seseorang. Lihatlah, apa yang aku buat adalah sebagai sebuah masukan yang bisa diambil manfaatnya jikalau engkau ikhlas mengharapkannya dan bisa menjadi sebuah musibah jikalau engkau menampiknya. Saya sudah membaca article ini jauh hari sebelum blog ini hadir. Tapi saya lihat, tetap saja, yang taklid dan fanatik buta tetap menjadi taklid dan fanatik buta. Sementara yang benci tanpa mau tabayun tetap saja benci dan bahkan semakin membenci. Mungkin ada baiknya kita melihat article ini http://perisaidakwah.com/content/view/69/1/ kalau mau yang lain sebagai bahan penelaahan klik yang ini http://assunnah.jeeran.com/pelecehanpdsyaikhbakr.htm sekali lagi apa yang saya beri hanya sebagai rujukan dan wawasan tambahan akan keanehan diri kita. Barakallahu fiikum.
Muh Ridwan
Januari 27th, 2008 pukul 00:34
=>Ya akhi, sesungguhnya di dalam umat ini ada orang-orang jahil yang taklid dan fanatik buta terhadap seseorang
————————————————————————-
|
V
Banyak sekali…..
Lihatlah betapa banyak orang yang taklid dan fanatik buta terhadap Sayyid Quthb.
Lihatlah tulisan Syaikh ’Abdul ’Aziz ar-Rayyis dalam Kasyfu Syubuhaat al-Ashriyyah ’anid Da’watil Ishlahiyyah as-Salafiyyah.
=?Saya sudah membaca article ini jauh hari sebelum blog ini hadir
———————————————————————–
|
V
Semestinya anda menjaga diri anda dalam andil menyebarkan risalah itu ke khayalak umum padahal penulis risalah tersebut tidak meridhai penyebarannya, apakah layak dikatakan bahwa mereka ini semua adalah pencuri?!! Ataukah pengkhianat?!! Ataukah perusak ukhuwah atau pengadu domba?!! (padahal mereka senantiasa menggembargemborkan ukhuwah dan ukhuwah)?!!
Jagalah diri anda dari perkara2 syubhat,
Rasul SAW bersabda:
“Tinggalkan perkara yang meragukanmu menuju kepada perkara yang tidak meragukanmu. Karena kejujuran itu adalah ketenangan di hati sedangkan kedustaan itu adalah keraguan”
..Cukup seseorang itu dikatakan telah berdusta bila dia memberitakan apa saja dari apa yang dia dengar..”
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Uuups… 😳 Maaf, sepertinya kita berada pada dua sisi mata uang yang berbeda [beda paradigma], jadi tidak akan pernah nyambung sepertinya. Saya hanya ingin memperlihatkan kepada kamu-kamu yang mungkin belum pernah membaca fatwa Syaikh Abdullah bin Al-Jibrin ini. Karena mungkin saja selama ini kamu-kamu hanya mendapatkan fatwa-fatwa tentang tahdzir, jarh, dan takfir. Hanya pembukaan wawasan, supaya sadar diri githu… Kalau tidak mau terima, ya uwish, tidak ada untung dan ruginya buat saya kok.Tapi kalau kamu-kamu yang merasa dirugikan, menurut aku itu masalah kamu-kamu, bukan masalah aku.
Mengenai hadits di atas, sesungguhnya ada beberapa article yang coba aku publish, tetapi karena isinya meragukanku dan sedikit provokatif banget, makanya aku delete dari file memori PCku dan tidak akan pernah dipublish. Sementara apa-apa yang kalian lihat sekarang di blogku adalah apa yang tidak meragukanku, insyaallah. Harap bisa dipahami.
martha004
Mei 7th, 2008 pukul 09:22
Wah ko repot dengan kejelekan orang lain yang belum tentu jelek. Yang pasti KITA BELUM JELAS MASUK SYURGA ATAU NERAKA jadi ko masih sempet sih cari kesalahan dan borok orang. igat barangsiapa yang membuka aib seseorang maka Allah akan buka aib dia. Masih banyak yang perlu kita benahin dalam diri umat jangan terpancing oleh orang yang suka tebar fitnah dan pecah belah. Ayo bersatu umat islam.
Akhukum fillah
Mei 9th, 2008 pukul 14:40
Assalamu’alaikum.Iya nih,ane jg jadi bingung,ga habis pikir,kenapa ya harus ngejelek-jelekin saudara muslim sendiri? Apalagi dia udah meninggal. Seolah gada kebaikannya sedikitpun, jeleeeeeeeeek semua. Araraneh sama orang yang begitu. negatif terus dipikirannya. Semua beradu syeikh. Siapa syeikh Robi’???? Pertama kali tahu nama syeikh ini saya sudah mencap syeikh ini “tukang mencela” ,” tukang nyebarin kejelekan orang lain,tanpa nyebutin kebaikannnya” saya jadi aneh sama syeikh beginian,jangan-jangan agen kafir yang sengaja diutus untuk mengadu domba,ngacak-ngacak umat muslim.
Dan orang muslim indonesia, ternyata sangat suka sama dia. Mungkin berawal dari tahu istilah “bid’ah” yang sebenernya jadi seneng sama buku-buku yang mengupas tentang “kesesatan,kejelekan,Kesalahan” dan salah satu tukang penyebar ini syeikh Rabi/Robi’.
Yang membuat ane lebih aneh lagi, orang-orang tukang bongkar/pencari kesalahan-kesalahan orang lain ini, seolah mereka ga punya hati, keras, tidak pernah bisa untuk berempati. Cobalah Anda-anda,(disini bung Muh.Ridwan) yang ngaku “bermanhaj salafie” yang sebenernya untuk lebih muhasabah,ngaca diri,kita juga ga sempurna, kenapa kita harus ikut-ikutan nyebarin kejelekan-kejelekan orang lain? Ini kan tentang pribadi-pribadi orang lain,kenapa kita harus berpusing-pusing ngurusin kesalahan-kesalahan orang lain? Ok lah Sayyid Qutb ad a salah tapi bukan dengan hujatan dan hinaan, tidak adakah cara,bahasa yang lebih Islamiy untuk meluruskan kesalahan-kesalahan beliau???? Apakah dengan hujatan akan membuat orang percaya dan membenarkan? Saya orang awam,ketika pertama kali baca buku2 syeikh robi’ cs, bukan ilmu yang saya dapat tapi keperihan hati saya. Dan saya mempertanyakan kredibilitas syeikh robi’,ulama/ tholib yg baru belajar? Masa ulama kerjaannya menghujat, saya pun dibuku-bukunya seolah mendapat “sampah-sampah” hujatan bukannya ilmu. Ah,sabodo teuing…..
numpang rembug
Juni 24th, 2008 pukul 14:39
kalo guru saya dinasehati orang lain, ya saya gak terima, kok guru saya dinasehati
sudah tentu saya akan membela dengan berbagai alasan, saya akan tetapkan guru saya tidak salah dan saya akan mencari dalil sebanyak-banyaknya untuk memperkuat alasan saya itu
saya kan ikut yang paling benar masak dinasehati
wahyu
September 3rd, 2008 pukul 09:01
masya Allah.. ya ikhwati… kita di dunia ini hanya sementara. bagaikan mencelupkan ujung jari di pinggiran samudera akhirat..
tapi di antara kita ada yang suka bahkan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencela, menghina, memojokkan saudaranya sendiri. seolah-olah merasa sudah punya banyak kavling di syurga. saya yang awam ingin mengajak sejenak merenung tentang kefanaan ini. betapa kita ini belum apa-apa. betapa kita ini belum punya bekal yang cukup, sebagaimana para shahabat ridwanallahu alaihim mempersiapkan dirinya untuk hari yang ditentukan. sebagaimana para ulama salaf menghabiskan harinya dengan ilmu dan amal bukan ilmu dan jidal! hawa nafsu…. siapapun bisa dilalapnya. berkolaborasi dengan syaitan dan iblis turut serta menyalakan api permusuhan sesama saudara. masya Allah… hentikan segala bentuk takabur dan ghurur, segala bentuk kesombongan yang jauh dari nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah.. Semoga Allah Memberikan Hidayah kepada Kita yang senang berdebat penuh nafsu menjadi tunduk dan taat. Walaupun berdebat, maka berdebat dengan cara yang paling baik.. Wallahu a’lam.
sofyan
November 28th, 2008 pukul 06:13
hemm.. sungguh sayang sekali kaum Muslimin tidak mengenal siapa itu ulamanya..
bantahan buku “Apa Beda Salaf dengan Salafi”
sudah ada nih yaitu “beda salafi dengan hizby
antum bisa baca deh resensinya disini..
alyassar
Januari 11th, 2009 pukul 09:53
Afwan akhi…hanya ingin mengingatkan untuk kita bersama! mengapa di dalam blog antum ada animasi kupu-kupu ya? Jazakumullah
sulaiman
Maret 11th, 2009 pukul 00:12
satu lagi menaggapi wahyu.yang berkata:
masya Allah.. ya ikhwati… kita di dunia ini hanya sementara. bagaikan mencelupkan ujung jari di pinggiran samudera akhirat..
tapi di antara kita ada yang suka bahkan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencela, menghina, memojokkan saudaranya sendiri. seolah-olah merasa sudah punya banyak kavling di syurga. saya yang awam ingin mengajak sejenak merenung tentang kefanaan ini. betapa kita ini belum apa-apa. betapa kita ini belum punya bekal yang cukup, sebagaimana para shahabat ridwanallahu alaihim mempersiapkan dirinya untuk hari yang ditentukan. sebagaimana para ulama salaf menghabiskan harinya dengan ilmu dan amal bukan ilmu dan jidal! hawa nafsu…. siapapun bisa dilalapnya. berkolaborasi dengan syaitan dan iblis turut serta menyalakan api permusuhan sesama saudara. masya Allah… hentikan segala bentuk takabur dan ghurur, segala bentuk kesombongan yang jauh dari nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah.. Semoga Allah Memberikan Hidayah kepada Kita yang senang berdebat penuh nafsu menjadi tunduk dan taat. Walaupun berdebat, maka berdebat dengan cara yang paling baik.. Wallahu a’lam.
afwan sebelumnya. memang bener perkataan antum didunia kita hanya sebentar, kita harus mempersiapkan bekal,dll, perkataan itu baik. jazakallah perkataan antum telah mengingatkan ana. hal2 tersebut baik, yg perlu diperhatikan apa kita rela orang2 yang mempermainkan agama ini tetap mengeluarkan syubhat2nya untuk menyesatkan manusia?apa kita yakin dapat terhindar dari syubhat2 mereka?apa kita rela orang2 berdusta atas nama ALLAH?para sahabat r.a menghabiskan dengan ilmu dan amal tp apa beliau membiarkan orang berdusta atas nama rosulullah?apakah mereka tidak saling mengingatkan?apa kita biarkan ALLAH disekutukan?(apabila telah nyata).dan apakah kita tidak diperintahkan untuk berdakwah dan saling mengingatkan?apakah kita diperintahkan diam saja apabila ALLAH di sekutukan?dan banyak lagi pertanyaan2 yg antum harus jwb. semoga kita dditunjukan jalan yg lurus.amin.
cinta harakah
Juli 16th, 2011 pukul 16:21
salaam..”apabila kalian berselisih thd sesuatu maka kembalikanlah kepada al-Qur’an dan al-Hadits jika kalian beriman kepada Alloh dan hari akhir”
Abu naya
September 4th, 2013 pukul 19:10
dua jempol buat administrator blog ini.
nurrahmi
September 10th, 2013 pukul 14:52
ya salafi klo nggak salah-salahin bukan salafi donk.itukan spesialisasinya. maklumin aja.trima yg baiknya.senyumin aja yg kt ngak ngeh.
azminaser4111
Maret 2nd, 2014 pukul 14:11
innalillahiwa innailaihi roojiuun
azminaser4111
Maret 2nd, 2014 pukul 14:15
bagi seorang muslim yang sejati dan menisbahkan dirinya kepada salafy maka dia merasa tidak rela dan cemburu tatkala islam dan syariat islam dipermainkan oleh orang-orang yang tidak memiliki tanggung jawab atas agama ini.
2 Trackbacks / Pingbacks
Inikah Para Pembela Kaum Salaf ??? « Islamku Kini, Diantara Hujjah Dalil, Akal dan Realitas Januari 8th, 2008 pukul 03:12
[…] Saya hanya ingin mengatakan bahwa Sayyid Quthb dan Hasan Al-Banna termasuk ulama dan tokoh dakwah Islam. Melalui dakwah mereka berdua, Allah SWT telah memberi hidayah kepada ribuan manusia.” Selengkapnya lihat di kategori Fatwa2 Ulama yang ini. […]
Jawaban untuk Salafiyyun: Mengapa Ulama Tidak Mengafirkan Penguasa Terdahulu, Misalnya Khalifah Al-Ma’mun? « Islamku Kini, Diantara Hujjah Dalil, Akal & Realitas……. April 26th, 2011 pukul 11:42
[…] “Kesaksian Ulama Dunia Terhadap Kesesatan al-Banna & Sayyid Quthb???” atau “Fatwa Syaikh Abdullah bin Al-Jibrin Mengenai Kesesatan Sayyid Quthb dan Hasam Al-Banna“, juga ulama-ulama rujukan salafy bengis sendiri seperti Syaikh bin Bazz (mantan Mufti […]