Fakta Nyata Ketika Doktrin Hadits Iftiraq/perpecahan dijadikan Landasan Manhaj
Ikhwati fillah, ini adalah pencarian ana atas manhaj baru sahabat ana Abu Qatadah Al-Depoki [semoga Allah menjaganya] yang telah membuat ana menjauhi sahabat-sahabat ana dan tidak mau beramal jama’I lagi bersama mereka dengan aktivitas social kemasyarakatan seperti pengobatan murah bahkan gratis, sunatan masal, bazar sembako murah dan lain sebagainya. Tidak…tidak ada yang salah dengan hadits ini. Sekalipun hadits ini tidak ada di Kitab Shahihainnya Bukhari, tapi ana meyakini bahwa hadits ini shahih, karena banyaknya ulama-ulama yang menshahihkannya.
Ya, pencarian yang membuat ana tidak bersemangat untuk hadir di majlis rutin halaqah ana atau menghadiri kajian islam atau mabit manhaj ana.
Ana akan menyebutkan efeknya ketika hadits iftiraq ini dijadikan doktrin, sehingga kabar tentang perpecahan umat menjadi jelas dan tidak perlu diragukan lagi, karena, antara hadits yang satu dengan hadits lainnya saling berkaitan dan saling menguatkan.
“….Dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, smuanya berada di neraka kecuali satu golongan.”. Para shahabat bertanya: “Siapakah satu golongan ini wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Golongan yang aku dan para sahabatku berada di atasnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, Hadis hasan shahih)
Berikut ana ketengahkan hal-hal yang membuat ana justru menjadi mundur untuk mengenal fikrah atau manhaj —–tiiiiitt—-[sensor]. Dan bersemangat kembali dalam dakwah bersama manhaj ana yang lama.
Yang pertama kita bisa melihat secara lahiriyah bahwa memang benar Islam telah terpecah menjadi berbagai manhaj seperti Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh, Hisbut Tahrir, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan lain-lain. Masing-masing mengajak umat untuk mengikuti manhajnya, ada yang berusaha mengajaknya dengan cara yang halus tapi ada juga yang mengajaknya secara tidak bijak.
Dan yang aneh beberapa manhaj dari yang telah saya sebutkan di atas justru terpecah lagi seperti Ikhwanul Muslimin ada Hamas di Palestina, ada PKS di Indonesia, ada di Siria dan lain-lain tetapi seluruhnya dari mereka tetap berhubungan baik, hanya beda nama karena menyesuaikan kondisi Negara tempat tinggal mereka, masing-masing dari mereka memperlihatkan rasa persaudaraan dan sepenanggungan untuk menghadapi fitnah terhadap Islam di mana pun mereka berada di seluruh penjuru dunia.
Sementara yang lain, ada juga manhaj yang sudah terpecah atau menjadi bagian dari Islam, NU dengan PKB dan PKNUnya. Dan —-tiiiittiiii[sensor] yang menjadikan hadits Iftiraq sebagai doktrin ajarannya justru terpecah lagi dan masing-masing merasa menjadi yang paling berhak menyandang sebutan manhaj tersebut. Tidak seperti IM yang berusaha bersatu dan menyatukan umat, justru mereka berusaha berpisah, saling mencela, saling tahdzir dan saling tuduh sesat, dan membuat umat menjauhi dakwah orang-orang yang berada di luar dari sempalannya.
Tidak asing lagi bagi kalian, merekalah para pengaku-aku pengikut Salaf Ash-Shalih atau yang kita kenal dengan nama —–tiiiiiiiiiiiiitt—-atau—–tiiiiitt——atau—–tiiiiiitt——-[sensor] atau apapun namanya. Yang justru membuat umat takut dan menjauh dari dakwah mubarakah para pengikut Salaf Ash-Shalih sesungguhnya.
Berikut fakta yang ana temukan dalam pencarian ana ini yang tidak bisa dipungkiri. Sebagian ana masukkan dalam kategori Fatwa Ulama. Mungkin karena kaidah yang digunakan mereka adalah bahwa “Kebenaran hanya satu sedangkan kesesatan jumlahnya banyak sekali” keyakinan kebenaran ini karena pemahaman logika mereka yang meyakini hanya merekalah satu-satunya “Orang-orang yang menempuh jalan yang pernah aku (Rasulullah saw) lalui dan jalan para shahabatku dan jalan orang-orang setelahnya, kemudian setelahnya.” Inilah perpecahan yang bisa kita ambil hikmahnya:
Seorang ustadz –tiiitt—[sensor] berkata*:
Berkaitan dengan fitnah tahazzub, yang dinukilkan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi, dengannya memecah belah barisan —-tiiiiitt—–[sensor] dimana-mana, termasuk di Indonesia. Kemudian fitnah yang ditimbulkan oleh Yayasan Ihya’ut Turats yang dipimpin Abdurrahman Abdul Khaliq seerta Abdullah as Sabt. Abdurahman Abdul Khaliq telah dinasihati sacara keras dan sebagian ulama menyebutnya sebagai mubtadi’.[2]
Sebagian orang menganggap kita yang telah berlepas diri dari kesesatan Ja’far Umar Thalib (JUT). Namun ketika jelas setelah nasihat dari para ulama atas JUT, namun dia enggan menerimanya bahkan jurstru dia meninggalkan kita, maka Allah memudahkan kita berlepas diri dari padanya. Bahkan memudahkan syabab kembali kepada Al-Haq, tanpa harus bersusah payah. Padahal sebelumnya, banyak yang ingin menjatuhkan JUT dari sisi akhlak dan muamalahnya.
Qadarallah, selama ini kita disibukkan dengan jihad (tahun 2000-2002), yang dengan jihadnya tercapai kebaikan-kebaikan, tidak diingkari juga adanya terjerumusnya dalam perkara siyasah/politik. Dan hal ini, membikin Syaikh Rabi’ bin Hadi menasehatkan dengan menyatakan: “Dulunya jihad kalian adalah jihad —–tiiiiit—-[sensor], kemudian berubah menjadi jihad ikhwani.” Mendengarkan peringatan yang demikian, alhamdulillah, Allah sadarkan kita semua, langsung bangkit dan kemudian berusaha membubarkan FKAWJ (Forum Komunikasi Ahlusunnah wal Jama’ah, red) dan menghentikan komandonya JUT (Laskar Jihad Ahlusunnah wal Jama’ah, red). Alhamdulillah” [2]
Seorang ustadz —tiiitt—[sensor] yang lain berkata*:
Bahkan sampai ta’ashub dengan kelompoknya, golongannya, sehingga menyatakan bahwa —–tiiiiit—-[sensor] yang murni adalah kelompok —–tiiiiit—-[sensor] yang ada di tempat Fulan dan berada di bawah ustads fulan. [2]
Seorang ustadz –tiiitt—[sensor] berkata*:
Khususnya yang berkenaan tentang Abu Nida’, Aunur Rafiq, Ahmad Faiz serta kecoak-kecoak yang ada di bawah mereka. Mereka ternyata tidak berubah seperti sedia kala, dalam mempertahankan hizbiyyah yang ada pada mereka. [2]
Seorang ustadz —tiiitt–[sensor[ yang lain berkata:
Kelompok —–tiiiiitt—-[sensor] ini yang mendirikan Ponpes Dhiyaus Sunnah (Cirebon) merasa merekalah yang paling asli diantara —–tiiiiitt—-[sensor] ——tiiiiitt—-[sensor] asli lainnya, karena merujuk kepada ulama-ulama —–tiiiiitt—-[sensor] Arab Saudi.
Katanya: “Adapun Abdul Hakim amir Abdat dari satu sisi lebih parah dari mereka, dan sisi lain sama saja. Bahwasanya dia ini, dari satu sisi lebih parah karena dia otodidak dan tidak jelas belajarnya, sehingga lebih parah karena banyak menjawab dengan pikirannya sendiri. Memang dengan hadits tetapi kemudian hadits diterangkan dengan pikirannya sendiri, sehingga terlalu berbahaya.
Ini kekurangan ajarannya Abdul Hakim ini disebabkan karena dia menafsirkan seenak sendiri dan memahami seenaknya sendiri. Tafsirnya dengan Qultu, saya katakan, saya katakan, begitu. Ya.., di dalam riwayat ini, ini, dan saya katakan, seakan-akan dia kedudukannya seperti para ulama, padahal dari mana dia belajarnya.
Ketika ditanyakan tentang Abdul Hakim, “Siapa?”, lalu diterangkan kemudian sampai pada pantalon (celana tipis yang biasa dipakai untuk acara resmi ala barat, red), “Hah huwa Mubanthal (pemakai panthalon, celana panjang biasa yang memperlihatkan pantatnya dan kemaluannya itu).”[2]
Seorang ustadz –tiitt–[sensor] berkata*:
Kita Katakan: Apalagi yang kalian tunggu wahai hizbiyyun? Abu Nida’, Ahmad Faiz dan Kelompok Kalian At-Turatsiyyin!! Bukankah kalian menunggu pernyataan dari Kibarul Ulama! Bahkan kita hadiahkan kepada kalian fatwa dari barisan ulama salafiyyin yang mentahdzir Big Boss kalian!! Kenapa kalian tidak bara’ dan lari dari At-Turats?! Mengapa kalian masih tetap menjilat dan mengais-ngais makanan, proyek-proyek darinya?! [2]
Kelompok Al-Muntada (Sururiyah) yang didirikan oleh —-tiiitt—[sensor] London yakni Muhammad Surur bin Nayif Zainal Abidin, kemudian di Indonesia membentuk kelompok Al-Sofwah dan Al-Haramain dengan pentolannya Muhammad Kholaf, Abdul Hakim bin Abdat, Yazid bin Abdul Qadir Jawwas, Ainul Harits (Jakarta) dan Abu Haidar (As-Sunnah Bandung). Kelompok ini adalah kelompok yang mengkritik dengan keras kebijakan kerajaan Saudi yang bersekutu dengan kufar AS untuk memerangi Iraq pada perang teluk.
Ini juga kedustaan dia, membangun masjidnya ahlul bid’ah, Hadza Al-Sofwah, dan Yazid Jawwas mengatakan “Al-Sofwa itu ikhwani, Surury”, tapi ketika dia bersama mereka sudah meninggalkan —-tiiitt—[sensor], terus omongnya sudah lain.
Sehingga apa yang mereka sebarkan dari prinsip-prinsip ikhwaniyyah dan Sururriyah ini, adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan sunnah Rasulullah, dan bertentangan 180 derajat. [2]
Ya, akhi dan ukhti inilah yang membuat ana jadi ragu terhadap mereka. Bagaimana mungkin hadits perpecahan yang menjadi landasan dasar manhaj dan fikrah mereka, yang menganjurkan umat Islam untuk tidak berpecah belah, justru secara internal berpecah-belah sesamanya, saling mencela, saling hujat, saling mentahdzir dan menyesatkan.
Dengan orang-orang yang berada di dalam satu manhajnya saja seperti itu, jangan ditanya lagi terhadap orang-orang yang berafiasi dalam manhaj lain. Apakah ini yang dimaksud dengan pengikut manhaj Salafus Shalih? Perpecahannya pun bukan Cuma di Indonesia ya akhi dan ukhti, tapi juga di tempat asalnya, Arabia.
Tidak… tidak ya akhi… tidak ya ukhti… ana tidak bermaksud menjauhkan kalian dari dakwah manhaj —–tiiiiitt—-[sensor] ini, dan ana yakin pasti ada yang sungguh-sungguh bermanhaj Salafus Shalih diantara manhaj-manhaj ( —–tiiiiitt—-[sensor], IM, HT, JT, NU dll ) ini, dan ana melihat ada yang lebih mendekatinya…ya… sungguh ada yang lebih dekat dengan karakter salafus shalih, baik manhajnya ( —–tiiiiitt—-[sensor], IM, HT, JT, NU dll ), atau minimal sebagian kecil dari orang-orangnya ( —–tiiiiitt—-[sensor], IM, HT, JT, NU dll ). Yaitu mereka yang bersikap lemah lembut, penuh santun, dan tidak memaksa orang untuk mengikuti manhaj atau fikrahnya. Prinsipnya hanyalah ingin menyelamatkan umat dari keterpurukan, kehinaan, apakah dari kesesatan maksiat ataupun bid’ah, yang pasti dari subhat-subhat yang terancukan akan klaim kebenaran tersebut.
Tapi sayang ya akhi…dan ana sedih ya…ukhti….karena mereka masih ditutupi oleh asap tebal yang sengaja dibuat oleh orang-orang yang mengharapkan kehancurannya.
Semoga menjadi renungan kita bersama untuk mengambil hikmah kebaikan atas apa yang terjadi.
Firman Allah Ta’ala: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Qs. Ash-Shaff: 2-3)
Firman allah Ta’ala: “Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Qs. Ar-Ruum: 31-32)
Firman allah Ta’ala: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”. (QS. Ali Imran:159)
Firman allah Ta’ala: “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maaidah: 054)
Firman allah Ta’ala: “maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (QS. Thaahaa:044)
Firman allah Ta’ala: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl:125)
Wallahu A’lam bishawab.
Thank’s for Effendi Prasetyo@www.mail-archive.com
Sumber:
1. Risalah Bid’ah, Abdul Hakim bin Amir Abdat
4. Menepis Penyimpangan Manhaj dakwah, Abu Abdillah Jamal bin Farihan Al-Haritsi
5. 10 Wasiat bekal aktifis dakwah dan harokah, Abdurrahman Abdul Khaliq
7. Mendudukan antara sunnah dan bid’ah, Lajnah Ihya’ut Turats Al-Islamiy
8. http://www.brinkster.com/salafyoonoonline/
Note:
*) Nama ustadz yang dimaksud dihilangkan, untuk menghormati permintaan akhina Anas Fauzi Rakhman atas komentarnya tanggal 12/11/07 yang lalu. Sementara untuk mendelete articlenya akan dilanjutkan jika telah dapat dipastikan tidak ada lagi fitnah dari blog-blog yang mengaku-aku pengikut Salaf. Harap maklum.
10 responses to “Fakta Nyata Ketika Doktrin Hadits Iftiraq/perpecahan Dijadikan Landasan Manhaj”
M Shodiq Mustika
November 11th, 2007 pukul 20:14
Mungkin mereka lupa bahwa mereka bukanlah Sang Mahabenar.
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Karena itulah harus ada orang yang mengingatkan dengan nasihat dan kita musti yakin buah dari sikap yang berlebihan akan menimbulkan tanggapan yang beragam, bisa negatif banget, bisa positif banget tapi bisa juga menjadi pertengahan untuk orang-orang yang berakal. Wallahu ‘alam.
anas fauzi rakhman
November 12th, 2007 pukul 10:22
Tulisan-tulisan yang mas muat sekarang sudah dihapus dari situs yang mas maksud. Hal dikarenakan sebagian dari ustadz sudah rujuk dan sudah bersatu kembali. Alhamdulillah. Adapun yang dulu memang adlah kesalahan manusia. Harap mas men-delete artikel ini sebagai bentuk mendukung persatuan Salafy.
NB: artikel ini sudah lama pernah saya baca tdk lain hanyalah ingin memojokkan manhaj salaf. Alangkah baiknya jika ketidak sukaan thd manhaj salaf yg mulia ini dengan cara yang terhormat. Bawakan dalil kemudian berdiskusi.
Terima kasih sebelumnya.
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Subhanallah, ya akhi. Boleh kalau ana juga meminta kepada antum dan saudara-saudara antum untuk menghapus/mendelete segala hal yang justru malah membuat umat islam terkena fitnah terbesar abad ini? Maksudnya segala jenis tahdzir yang antum dan saudara-saudara antum layangkan secara tidak tepat dan proporsional. Yaitu kepada seluruh jamaah yang tidak berafiliasi kepada manhaj —-tiiiiiitt—[sensor] antum, seperti IM, JT, HT, NU dan lain-lainnya. Apakah antum akan berani membuat kesepakatan gencatan senjata terhadap mereka?
Tidak…tidak ya akhi…antum dan saudara-saudara antum tidak akan berani melakukannya, karena karakter manhaj antum adalah mentahdzir orang tanpa mau perduli dengan kebaikannya sedikitpun. Tidak seperti ulama-ulama yang tergabung dalam Hai’ah Kibarul Ulama Arab Saudi yang antum, saudara antum dan ana kagumi (Syaikh Abdul Aziz Abdullah bin Bazz, Syaikh Nashiruddin Al-Albani, Syaikh Bakr, Syaikh Utsaimin dll)
Antum dan saudara-saudara antum hanya mengambil apa yang membuat antum dan saudara-saudara antum senang dan menafikan hal-hal yang bertentangan dengannya.
Oh…ya Rabb, wallahi, tidak ada yang aku inginkan selain kebaikan, kebaikan dan kebaikan atas kehadiran blog ini. Sungguh aku meniatkan sebagai nasihat khususnya untuk diriku sendiri dan sebagai bentuk penyesalan atas kebencian yang telah terjadi dalam diriku terhadap saudara-saudaraku sesama muslim yang lain.
Ya akhi, antum salah besar jika menganggap ana mendukung persatuan Salafy. Yang ana inginkan adalah persatuan umat Islam seluruhnya tanpa terkecuali. Yang ana inginkan adalah hancurnya seluruh manhaj, partai dan sempalan-sempalan dalam Islam, kemudian mereka bersatu dalam naungan sebuah kekhalifahan yang Allah ridhai.
Yang ana inginkan adalah membuat seluruh musuh-musuh Islam gentar melihat kekuatan Islam yang sesungguhnya, yaitu para kaum kufar dan munafik seluruhnya.
Yang ana inginkan adalah kalian mengkaji ulang kebencian yang ada dalam diri kalian terhadap orang lain yang telah terkena subhat yang telah dibuat musuh-musuh Islam.
Ya akhi, mengapa antum mengajak kami berdiskusi dengan dalil? Mengapa baru sekarang ya akhi? Apakah tidak ada orang yang mau mengajak antum dan saudara-saudara antum berdiskusi sejak dulu. Ya akhi… renungilah ya akhi..sesungguhnya antum dan saudara-saudara antum yang tidak mau berdiskusi dengan kami. Karena antum dan saudara-saudara antum menganggap kami sesat, ahlul bid’ah, ahlul kurafat, kuburiyun dan sebutan-sebutan lainnya yang tidak pas dan proporsional. Sebutan-sebutan yang sesungguhnya masih perlu dikaji lagi dengan bijak dan arif.
Ya akhi, mengapa baru sekarang antum mengajak berdiskusi dengan dalil. Mengapa baru sekarang ya akhi. Ketika fitnah yang kalian semai dan tebarkan telah menghancurkan dan menjadi panen raya yang memakan diri kalian sendiri.
Ya akhi, mengapa antum cemburu dan sedih saat antum melihat sebagian dari orang-orang yang telah terkena fitnah kalian mengganggu manhaj kalian. Tapi ya akhi, kenapa antum tidak sedih dan menjerit terhadap saudara-saudara kalian sesama muslim yang ada di Palestina. Yang teraniaya dan terdzalimi, hanya karena sebagian dari mereka adalah pengikut Hamas, sebagai perwujudan dari IM. Kemudian kalian membahas masalah bom bunuh diri yang tidak ada dasarnya dalam Islam padahal ternyata bila dikaji dengan bijak ada ijtihad yang membolehkannya. Kemudian kalian membahas masalah demonstrasi dan menghubung-hubungkan dengan khawarij…dan sebagainya..dan sebagainya…dan sebagainya..Mengapa ya akhi…mengapa ya akhi…
Ana pastikan kepada antum, ana akan memperbaiki hal-hal yang mungkin antum pikir salah. Tetapi kalau antum pun mau berkomitmen untuk menghapus seluruh article yang menimbulkan fitnah yang mengerikan di blog-blog antum dan saudara-saudara antum. Antum akan berkomitmen menghalalkan orang-orang yang sedikit banyak telah memberikan kebaikan terhadap umat islam. Orang-orang yang telah kalian sesatkan, kafirkan, tahdzirkan baik yang telah wafat maupun yang masih terus berjuang untuk Islam. Itupun kalau antum sudi melakukannya. Maka anapun akan dengan senang hati melakukannya.
NB:
” NB: artikel ini sudah lama pernah saya baca tdk lain hanyalah ingin memojokkan manhaj salaf.”
maksud antum http://www.salafy.or.id, http://www.assunah.or.id dan http://www.atturats.or.id ???
“Adapun yang dulu memang adlah kesalahan manusia”,
lantas apakah ulama atau masyarakat yang kalian tahdzir itu bukan manusia???
Afwan yaa akhi, semoga Allah mengampuni ana dan memberkahi antum.
Heri Setiawan
November 26th, 2007 pukul 01:54
Ya baguslah kalau semua bersatu dan masing-masing menyadari kalau perbuatannya berlebih-lebihan alias ghuluw…
Perlu diingat kalau pemakaian bahasa “arab” dengan bahasa indonesia itu beda yak, katanya kita disuruh menyampaikan dengan bahasa kita…. orang indonesia itu lebih cenderung halus, kalo disampaikan logat bahasa arab yah mungkin ada yang “mental” n gak mau terima. Sama aja bahasa jawa dengan bahasa batak…
Bulan Ramadhan kemaren saya “mengkhatamkan” salah satu tulisan dari syaikh Utsaimin, subhanallaah, kata-kata yang bijak dan perkataan yang penuh toleransi dan menghargai pendapat orang lain itu sangat jelas….saya sedikit marah juga waktu itu karena ada sebagian ikhwan yang menggunakan perkataan syaikh utsaimin untuk “keperluan”nya seolah-olah syaikh Utsaimin mendukung “mereka”. Tidak pantas “mereka” membawa nama syaikh Utsaimin…
herry
November 27th, 2007 pukul 05:18
Itu artinya WAHABY bukan firqatun najiya. SAYA YAKIN
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Siapapun bisa menjadi al-Firqatun Najiyyah ya akhi, antum bisa baca article ana yang ini https://ihwansalafy.wordpress.com/2007/11/05/ternyata-kalian-pun-berhak-menyandang-firqah-najiyah-2/
Barrakallahu fiikum.
golkarcenter
Desember 2nd, 2007 pukul 06:18
jangan hanya kritik gerkan Islam? coba kritik juga gerakan2 sekuler kayak partai golkar. dateng ya ke golkarcenter.wordpress.com
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Mengkritisi gerakan-gerakan yang jelas kesekulerannya jauh lebih mudah dibandingkan gerakan-gerakan yang terlihat sangat shalih tapi selalu mentahzir gerakan-gerakan yang memperjuangkan system Islam diterapkan, dengan banyak pernyataan yang sungguh sangat ironis karena mereka hanya meyakini segala sesuatunya secara tekstual tanpa mau mengkritisi dengan bijak dan proporsional. Seperti khuruj terhadap pemerintah adalah ciri khawarij (padahal musti dikritisi dulu pemerintah yang bagaimanakah yang tidak boleh dan apakah benar mereka yang dituduh tersebut melakukan khuruj) tapi setelah orang-orang yang amanah menempati posisi tersebut mereka malah melemparkan tuduhan lain dengan mencari dalil-dalil ataupun atsar-atsar untuk membenarkan tindakan mereka. Wajarlah jika tuduhan mereka justru menimpa kembali kepada mereka. Dan sudah menjadi konsekuensi bagi orang-orang yang tidak konsisten dan malas menggunakan akalnya.
salafy
Desember 11th, 2007 pukul 11:49
Assalamu Alaikum
Terus maju akhiy…. Kami mendukungmu!!!!!!!!!
Wassalamu Alaikum
Heru Prihatmoko
Desember 17th, 2007 pukul 00:44
Kita semua salafy selama kita memegang al-quran dan as-sunnah…tidak perlu saling klaim
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Alhamdulillah, seandainya semua orang Islam yang mengaku-aku bermanhaj ‘Salaf’ berpandangan seperti al-Akh Heru Prihatmoko, mungkin blog ana ini tidak akan pernah published.
Barrakallahu fiik.
Gyl
Desember 25th, 2007 pukul 13:09
Hmm…. bingung juga bacanya 😀
Paling gak info atas manhaj itu lumayan nambah pengetahuan. Good job…
Heru Prihatmoko
Desember 27th, 2007 pukul 00:34
Salamun ‘alaykum
Yaa….hanya orang-orang kerdil yang akan saling hina hanya karena perbedaan fiqh yang sepele
Masa’ seh qunut aja diributin? capek khan?
walopun ikhtlaf tetep boleh ditegakkan amar ma’ruf nahi munkar? ini katanya jadi pendapat jumhur…tapi entah jumhur siapa….
adi
Januari 1st, 2008 pukul 03:31
Assalamu’alaikum..
Celaka..
Apakah antum menjadikan itu semua dalil untuk membenar atau menyalahkan sesuatu..
celaka..
Andaikan jika kelompok antum tidak sesuai lagi dengan pandangan antum dan berpecah belah lalu antum kembali lagi ke manhaj salaf? atau manhaj lainnya?
celaka..
Mengapa antum tidak mencukupkan dengan sabda rasulullah..
Tidaklah ana lihat tulisan anta kecuali qila wa qola.. qila wa qola.. ketahuilah itu adalah perbuatan yang Allah tidak sukai.
Tidakah antum tahu pada zaman dulu imam al-bukhari juga pernah ditahdzir.. dengan sesama ahlus sunnah.. tetapi itu tidak membuat kaum mukminin keluar dari dakwah mereka dan tidak mengakui mereka.
Dan memang orang awam pun siapapun itu bisa jadi adalah ahlus sunnah selama ia mengamalkan sunnah dengan baik dan sesuai pemahaman yang Allah ridhoi.
Karenanya ketahuilah kebenaran, niscaya engkau akan tahu siapa diatas kebenaran..
Kumpulkan dan bacalah buku-buku ulama ahlus sunnah terdahulu.. niscaya engkau akan tahu kebenaran.
Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.(An-Nisaa : 115)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (gurunya Ibnu Katsir, Imam Ibnul Qayyim, Imam Adz-Dzahabi) Rahimahullah di muqaddimah kitabnya “Naqdlul Mantiq” telah menafsirkan ayat “jalannya orang-orang mu’min” (bahwa) mereka adalah para sahabat. Maksudnya bahwa Allah telah menegaskan barangsiapa yang memusuhi atau menentang rasul dan mengikuti selain jalannya para sahabat sesudah nyata baginya kebenaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah dan didakwahkan dan diamalkan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya, maka Allah akan menyesatkannya kemana dia tersesat (yakni dia terombang-ambing dalam kesesatan).
cukup sampai disini,
semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua.
Wabillahit taufiq wal hidayah’
Wassallamu’alaikum warohmatullah
__________
Ibn Abd Muis, menjawab:
Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,
Akhina Adi, insyaAllah, ana pun berusaha berjalan dan ber’ittiba kepada salafus shalih, sebagai generasi terbaik umat ini. Harap antum tidak salah paham. Sepertinya antum salaf yang murni. Article ini hanyalah gambaran betapa tidak ada kesempurnaan di dunia ini. Hal-hal yang kontradiktif selalu terjadi karena itulah kita harus hati-hati. Ana hanya ingin ana dan pembaca mengambil hikmah atas apa yang dialaminya. Barrakallahu fiikum.