–satu lagi kekurang kerjaan salafi ekstrim–
Abduh Tidak Becus dan Tidak Amanah dalam Menukil
Mungkin judul di atas terkesan sangat kasar dan tidak sopan. Karena selain penggunaan kata tidak becus juga pengucapan nama tanpa embel-embel tersebut terkesan sangat tidak hormat dan kurang ajar. Itu menurut saya loch… Coba dech pikir, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saja yang telah mendapat jaminan masuk surga ketika ditimpuk oleh orang-orang kafir Quraisy malah mendo’akan. Dan ketika ada salah seorang Yahudi yang biasa menyakitinya mengalami sakit justru beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam malah menjenguknya. Nah kita???…. 🙄 Memangnya kita jauh lebih mulia dibandingkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam?? 🙄 Tapi sejujurnya judul di atas diambil dari buku MDMTK halaman 435. Sebenarnya sih berat banget, tapi biar semua tahu, terutama orang-orang salafi ekstrim yang belum sempat beli bukunya. Bahwa bukan isapan jempol kalau buku kelompok salafi ekstrim ini berisi kata-kata kasar seperti yang kita saksikan sendiri dalam realitas kehidupan kita.
Oke bro’ sebelum lanjut saya harap kalian sudah baca kutipan asli buku BAUS catatan kedelapan, hlm 59-72 yang langsung saya dapatkan dari penerbitnya dan atas ijin penulisnya Ustadz Abduh Zulfidar Akaha yang berjudul Salafi Ektrim Terlalu Berlebihan dalam Mencari-cari Kesalahan. Jangan pada ngiri ya…… 😳
Memang seperti mengharap durian runtuh alhamdulillah Allah mengijinkan saya mendapatkan kebun duriannya yang telah siap dipanen.
Sebenarnya ini adalah salah satu usaha yang bisa saya lakukan untuk membuka mata seluruh umat Islam tanpa terkecuali. Fitnah dan subhat terhadap ulama, syuhada, mujahid, mujadid telah terlanjur tersebar dan perlu ada yang mengklarifikasi atas kekeliruan tersebut. Perpecahan umat Islam Indonesia khususnya salafi kelompok ustadz Lukman telah menjadi semakin menggelisahkan. Berbagai usaha telah dilakukan berbagai pihak. Dimulai dari usaha ustadz Abduh Zulfidar Akaha yang menanyakan langsung sebelum buku STSK karangannya keluar terutama kepada penerbit MAT dan MDMTK tetapi tidak mendapat tanggapan. Kemudian terpaksa dilakukan klarifikasi melalui buku yang berisi bantahan MAT dan diadakan acara bedah buku dan ajakan dialog terbuka. Tetap saja usaha ini tidak pernah digubris. Wallahu ‘alam, sejujurnya saya tidak tahu alasan masuk akal apa yang menyebabkan ustadz Lukman bin Muhammad Ba’abduh dan kelompoknya tidak pernah mau menunjukkan kebenaran yang mereka yakini kepada khalayak ramai.
Dan karena tidak terima dengan tulisan catatan kaki STSK ustadz Abduh ZA hafizahullah seperti contoh di bawah ini :
Kata “fasiq” dengan huruf “q,” asli dari Al Ustadz Luqman. Terkadang beliau menulis “fasik,” dengan huruf “k”. Tidak masalah. [STSK, halaman 205, catatan kaki nomor 371]. Atau,
“Demikian tertulis di buku Al Ustadz Luqman; ahlil ilmu. Mungkin maksudnya ahlul ilmi.”[1] Atau, “Demikian tertulis di buku Al Ustadz Luqman; instensif. Mungkin maksudnya intensif.”[2]
Sekalipun dalam contoh catatan kaki ustadz Abduh ZA di atas telah dikatakan TIDAK MASALAH dan MUNGKIN MAKSUDNYA tapi anehnya para penulis buku MDMTK berusaha mencari-cari kesalahan Ustadz Abduh Zulfidar Akaha hafizahullah dengan terang-terangan mengatakan KESALAHAN FATAL, KEDUSTAAN DAN SIKAP TIDAK AMANAH serta tuduhan bahwa ustadz Abduh ZA terlalu tendensius.
Dan yang lucu [menurut saya loch] adalah terdapatnya sub judul “Menguji tingkat keilmiahan dan keamanahan sistem penukilan saudara Abduh ZA.” Yang khusus untuk membahas dan menambah-nambah halaman akan kesalahan-kesalahan kecil manusia dalam menukil seperti:
[1] Kata salafus shalih yang harus ditulis As-Salafush Shalih menggunakan ‘as’ dan ‘h’.
[2] Penambahan kata “dan” atau “oleh”
[3] Tidak menggunakan garis bawah pada huruf ‘i’ dan ‘a’ pada kata Sa’d bin Abi Waqqash, Al I’tisham, atau Al ‘Allamah.
[4] Tidak terdapat harakat sukun atau fathah atau kashrah
Padahal seluruhnya tidak akan mempengaruhi arti dari kutipan tersebut. Nah loch! Phucing khan lo’ ? Coba sekarang elo’ pikir siapa coba yang tendensius? Wong sudah jelas-jelas ustadz Abduh ZA bilang TIDAK MASALAH atau MUNGKIN MAKSUDNYA…. Kok malah dituduh telah berdusta dan tidak amanah? 🙄 Selain itu juga disikapi telah melakukan kesalahan fatal menurut ilmu mushthalahul hadits dan setelah diteliti tidak ada pembahasan mengenai ilmu tersebut tentang penulisan terjemahan dalam bahasa asing (bukan arab).
Coba kalo lebih sabar, tenang dan nggak sewot lantaran bukunya ada yang bantah? Kan sudah jelas-jelas ada kata TIDAK MASALAH dan kata MUNGKIN MAKSUDNYA berarti kan memang nggak ada masalah. Kok malah dituduh TENDENSIUS. Kasian dech loch? Capek dech guE…
MakanyE, kalo bikin buku itu yang hati-hati, pasti juga nggak akan ada yang bantah…
Aduuh, kayanyE guE nggak akan mungkin dech bisa jadi manusia paling sempurna, paling bener dan nggak pernah luput dari kesalahan-kesalahan kecil seperti itu….
Tapi nggak tau juga kalo mereka, yang merasa paling sempurna, paling bener, paling selamat, paling….(titik..titik..titik…)
#Pose melongo cengo sambil geleng-geleng plus ngiler karena bingung tujuh keliling #
Wallahu musta’an.
[1] STSK/hlm 148. Catatan kaki nomor 258. Pada tiga edisi cetakannya tidak ada perubahan dalam hal ini.
[2] Ibid, catatan kaki nomor 259. Pada tiga edisi cetakannya tidak ada perubahan dalam hal ini.
16 responses to “Satu Lagi Kekurangkerjaan Salafi Ekstrim”
Ihsan Firdaus
April 16th, 2008 pukul 10:46
Ana takjub dengan keilmuan antum, termasuk ilmu dalam tulis menulis, mungkin akan lebih baik lagi kalo antum juga mau terus belajar akh, biar wawasannya tambah luas, dan tulisannya semakin bagus, coba akh belajar lagi minimal nanti mungkin bisa melebihi keilmuan sutadz Abduh atau bahkan keilmuan ustadz Luqman.
Jadi nanti Antum bisa lebih hebat dalam mengkritisi sesuatu yang menurut antum tidak benar.
ayo akh bisa ga dan mau ga belajar lagi, coba dech ilmu bahasa arab, nahwu, shorof juga dipelajari .. terus jangan lupakan ilmu aqidah, tauhid, fiqihnya juga .. dan jangan lupa belajar ilmu tajwid dan bagusnya juga mulai menghafal Qur’an dari sekarang, Insya Allah itu lebih bermanfat menurut ana.
atau mungkin atum sudah menguasai ilmu-ilmu diatas ? kalo sudah ana bersyukur. Insya Allah generasi islam akan lebih baik lagi .
Karena yang ana tahu, ustadz-ustadz yang antum kritisi atau bahkan antum bilang ekstrim, mereka tidak semabrangan ilmunya, mungkin sudah bisa dibilang mereka banyak menguasai cabang ilmu, ya terkadang ana atau antum juga malu kan belum punya ilmu tapi sudah mau mengkritisi orang yang berlimu.
Syukron Katsiron, barrakallahu fikum.
Wasalam
Ihsan Firdaus
Landy
April 16th, 2008 pukul 11:22
Good 🙂 ( sambil elus-elus pundaknya si akang he..he..he.. )
dedaunan
April 16th, 2008 pukul 11:57
Al akh Ibn Abdul Muis, di bukunya Abdurrahman al thalibi jilid 2: dakwah salafiyah dakwah bijak Menjawab tuduhan.
Di sana diuraikan dialog antara yang pro dan kotra pemakaian istilah salafy. Bisa dong diketik untuk kita-kita untuk bisa disebarluaskan. Bagaimana ustadz?
Syukran.
🙂
hilda alexander
April 16th, 2008 pukul 15:26
Saya hanya bisa membayangkan orang-orang dengan kecerdasan dan pengetahuan agama melebihi rata-rata berbeda pendapat hanya masalah teknis…. tapi, ya namanya juga kebebasan berekspresi, jadi semua punya hak yang sama untuk mengutarakan pendapat, saran, atau bahkan kritik yang destruktuf sekalipun…
@Mas Muis
energi yang sudah Anda curahkan untuk menulis dan mempublikasikannya secara sadar sehingga saya bisa mengaksesnya, merupakan upaya luar biasa. Akan tetapi, masih terisakah energi untuk hal-hal lain yang berhubungan dengan, maaf bahasa saya mungkin tidak tepat, pembangunan masyarakat atau pembangunan ummat…. Mohon maaf kalau saya keliru
Ibn Abd Muis
April 16th, 2008 pukul 19:13
To Hilda,
Kupert
April 17th, 2008 pukul 15:48
sALUT terhadap akh Ihsan Firdaus
isih sinau
April 17th, 2008 pukul 19:02
Bisa di bilang pemilik blog ini kurang kerjaan karena bisanya hanya jadi bebek yang selalu membeo. jika memang anda orang yang berilmu berilah komentar yang ilmiah terhadap tulisan murid ustadz luqman yang berjudul “Sekelumit catatan untuk Abduh ZA”. buktikan pada pengunjung blog ini bahwa anda bukanlah Si Dongo yang Sok jadi Bebek yang selalu memBeo !!!
Jaisy01
April 18th, 2008 pukul 01:49
Hem, sebenarnya sih mau komentar banyak. Hem, tapi tadi dah ngisi komentar yang lain. Hem, mending baca buku2 Ustad Hasan Al banna lagi ah, sambil nunggu setengah tiga 😀
Abu 'Amr Ahmad Alfian
April 18th, 2008 pukul 10:13
ana memang muridnya ustadz luqman. tapi sebetulnya ilmu ustadz luqman itu tidak dalam2 banget kok. yg mengerjakan MDMTK dan bantahan2 kepada abduh itu sebetulnya ya ana dan kawan2, termasuk para ustadz lain teman2nya ustadz luqman, alias timnya ustadz luqman. kalau ustadz luqman sendirian, jelas beliau tidak akan sanggup. ilmu beliau kan tidak seberapa. jadi harap maklum kalau ustadz luqman tidak berani berhadapan langsung dialog terbuka dengan si abduh itu.
adapun kenapa dalam situs MAT tidak ada kolom komentar, hal ini tak lain karena menghindari jangan sampai ada yg membantah tulisan ana yg asal2an, dan juga jangan sampai ada ahlul bid’ah yg nyelonong masuk memecah belah kaum salafy. ssstt… tapi ini rahasia ya… jangan bilang siapa2…
dirantingcemara
April 18th, 2008 pukul 13:29
afwan akhi…antum punya alamat email?
Ibn Abd Muis
April 18th, 2008 pukul 14:41
dhanie
April 19th, 2008 pukul 23:10
Astaghfirullahal’adziim…….kenapa saudaraku jadi semakin sibuk dengan berbantah bantahan.yuk introspeksi diri,rapatkan barisan umat,perkuat ilmu dan perluas dakwah,jangan2 kita sudah kemakan propaganda zionis naudzubillahimindzalliik……
amru
April 23rd, 2008 pukul 10:45
ass afwan sebelumnya mungkin mau ikut sedikit nimbrung disini, kalau menurut ana janganlah kita yang tidak paham berbantah- bantah karena akan menambah ruwetnya permasalahan dan lebih banyak lagi menimbulkan pitnah, apalagi dalam buku Al-Ustadz lukman maupun al-Ustadz Abduh ana melihat kebanyakan berisi hujatan dan balik menghujat, dan justru menghilangkan isi. seharusnya ketika membantah suatu paham/amalan seseorang kita tidak selayaknya menghujat tapi bagaimana meneliti paham atau amalan itu sesuai nggak dengan sunnah tanpa harus mencela pelakunya, dan kalu memang sesuai sunnah maka kewajiban kita untuk mengikuti dan kalau tidak sesuai sunnah, kita buang tanpa harus menjelekkan pelaku, karena kita tau di dunia tidak ada yang sempurna dan terbebas dari kesalahan kecuali Rosul SAW sebagaiman kata imam malil Rohimahulloh setiap kita bisa diterima dan ditolak pendapatnya kecuali pemilik kubur ini( Rosul SAW ) wassalam
rq
Agustus 24th, 2008 pukul 22:32
assalamu’alaikum
“Sejujurnya sikap orang-orang ekstrim inilah yang telah menjadi pemicu tersebarnya fitnah mencela ulama, baik terhadap Syaikh Ibnu Taimiyah, Syaikh Abdul Wahhab, Syaikh Bin Bazz, Syaikh Al-Albany, Imam Hasan Al-Banna, Syaikh Yusuf Qaradhawi, Syaikh Salman Al-Audah, Syaikh Al-Maliki, dan syaikh-syaikh lainnya. Termasuk pencelaan terhadap ustadz Abduh Zulfidar Akaha maupun ustadz Lukman Ba’abduh sendiri.”
Kesimpulannya adalah orang-orang yang bergerak di harokiyahpun kalo ekstrim dapat memecah belah kelompoknya,bukan?
Antum sudah main Hajr dan tabdi’ neeh ceritanya?. katanya hal itu adalah suatu kebodohan (setuju dengan pendapat ZA)…Ambil aj kesimpulan sendiri OK..!!!
Ana setuju dengan antum dan jatmiko kalo ada artikel yang ngalor ngidul tanpa ILMU…di delete aj antum berhak itu
Ntar lagi puase sebagai seorang muslim mohon ma’af atas kesalahan qt…met puasa choy
rq
Agustus 28th, 2008 pukul 12:44
MUUUUAAAAACCCCCHHHHHH……..!!!!!!!!!
himpass
Maret 22nd, 2009 pukul 15:22
UNDANGAN KE BLOGER HIMPASS
http://WWW.HARIYANTO27.WORDPRESS.COM